StoryTelling

If you can’t tell it, you can’t sell it.”

Itu kata Peter Guber, Founder & CEO Mandalay Entertainment, bisnis besar yang bergerak di bidang perfilman, televisi, acara hiburan & olah raga, dan media digital.

Salah 1 film hit-nya adalah Batman.

Juga pemegang franchise NBA Golden State Warriors & Los Angeles Dodgers.

Juga menjadi pengisi acara mingguan di tv untuk Fox Business News, sebagai analis media & hiburan.

Pendek kata, dia orang SUKSES & terkenal!

Dengan KUNCI sukses utama yaitu (purposeful) storytelling. Bercerita. Untuk meMOTIVASI, menarik PERHATIAN, membentuk OPINI, menjalin HUBUNGAN, hingga akhirnya berhasil menJUAL produk berikut layanan-layanan yang ditawarkan bisnis kepada para pelanggan.

 

Storytelling

Di tangan pebisnis, mempunyai ‘kekuatan’ menarik perhatian pelanggan hingga mampu melariskan produk berikut aneka layanan yang ditawarkan, LEBIH BAIK.

Storytelling yang baik dapat membangun REPUTASI bisnis yang baik pula.

Pelanggan, tanpa disadari, diarahkan tuk jadi LOYAL, bahkan sebagai media tuk memperbanyak pelanggan.

Selain itu, pebisnis jadi bisa lebih TERPACU untuk lebih giat lagi berKREASI. Baik dalam hal ‘bercerita’-nya sendiri maupun yang langsung berkenaan dengan produk.

Jadi inspiration for a product you create to sell. Begitu kurang lebih bahasa kerennya 😀

 

(Sumber: www.gkic.com/infosummit)

 

 

——

 

Bisnis, apapun bentuknya, pasti ada aktivitas berJUALANnya.

Jika dulu, sebelum dunia IT jadi secanggih sekarang, saat hampir semua orang menggunakan internet, aktivitas berjualan masih terbatas secara OFFLINE. Model-model tempat bisnis berbentuk bangunan fisik seperti kantor & toko masih jadi lokasi utama terpusatnya aktivitas bisnis. Baik bagi pelaku maupun pelanggan.

Sekarang, dengan adanya internet, ada pilihan lokasi lain, yaitu ONLINE. Zonanya beraneka. Bisa di facebook, di twitter, blog, pinterest dlsb.

Bisnis online maupun offline, jika ingin sukses seperti Peter Guber, ya harus ada sentuhan storytelling-nya. Bercerita langsung secara offline kepada pelanggan, atau melalui tulisan-tulisan di zona-zona online seperti di atas.

Artinya, setiap pebisnis harus PAHAM betul produk & layanan bisnis yang dia tawarkan. Jual HANYA barang-barang yang betul-betul dikuasai. Kandungan, manfaat, cara pakai… Termasuk kontraindikasi!

Paling SEDERHANA adalah dengan mengkonsumsi sendiri juga produk-produk bisnisnya. Memanfaatkan sendiri juga layanan-layanan bisnisnya.

Jangan berjualan dengan ‘semena-mena’!

Menawarkan ke mana-mana secara membabi-buta, semata-mata demi mengejar rupiah…

 

Ingat, pelanggan juga BUTUH diuntungkan.

Apa yang akan terjadi jika kebutuhan itu diabaikan oleh para pebisnis?

Jawab sendiri ya 🙂